Pages

Kakang Mbakyu Trenggalek

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 21 Desember 2013

Trenggalek : Drama Kolosal dalam Pertunjukan Seni Tari Turangga Yaksa

Gambar 1.1 Turangga Yaksa khas Trenggalek
(Dok. Smaneska Trenggalek)
Trenggalek adalah daerah yang terkenal dengan seni budayanya, khususnya tari. Turangga Yaksa (baca: Turonggo Yakso) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jaranan Turangga Yaksa adalah kesenian yang pada awalnya bukan suatu kesenian yang berdiri sendiri, namun merupakan bagian dari ritual atau upacara adat sebuah desa di Trenggalek yang bernama desa Dongko.
            Kesenian Turangga Yaksa murni berasal dari Kabupaten Trenggalek, tepatnya dari dusun Blimbing, desa Dongko, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek. Tarian ini adalah bagian dari pelaksanaan upacara adat Baritan yang diselenggarakan setiap bulan Syura (Muharram) dengan hari dan tanggal yang ditentukan oleh sesepuh (pawang), yang dianggap menguasai tentang ihwal pelaksanaannya. Upacara adat Baritan dilaksanakan dengan tujuan untuk memohon kepada Hyang Widi (Tuhan penguasa alam) agar hewan peliharaan berupa sapi, kerbau dan hewan ternak lain serta sawah ladang mereka dapat terhindar dari pagebluk (mala petaka).
            Menurut Mujiman yang kini menjabat sebagai pemilik TK/SD Kec. Dongko yang sekaligus sebagai salah satu dari sesepuh desa itu, Baritan merupakan kepanjangan dari Bubar ngarit tanduran atau dalam bahasa Indonesia artinya adalah selesai panen. Historinya, Baritan merupakan upacara adat sebagai ucapan terima kasih atau rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa dari para petani yang telah berhasil memanen hasil sawah dan ladangnya. Upacara itu dilaksanakan di sawah usai panen. Baritan telah dilaksanakan turun temurun sejak jaman dahulu.
Ketika tahun 1965, karena situasi politik yang tidak menentu saat itu, Baritan tidak diselenggarakan. Namun, apa yang terjadi? Pageblukpun ternyata menghampiri desa itu. Penduduk dicekam rasa takut, hingga membuat resah seluruh warga desa  yang melebihi resahnya menghadapi situasi politik saat itu. Kemarau berlangsung berkepanjangan, banyak hewan ternak yang mati diserang penyakit atau mati kelaparan karena tidak ada rumput. Sawah dan ladang menjadi kering kerontang tak menghasilkan panen. Akhirnya seluruh warga kampung banyak yang kelaparan. Dalam keadaan seperti itu, akhirnya para sesepuh mengambil inisiatif. Ada yang melakukan tapa brata. Ada yang berdo’a yang semua intinya meminta kepada Yang Maha Kuasa agar diberi petunjuk bagaimana mengatasi pagebluk yang berlangsung panjang. Anehnya, hampir semua sesepuh kampung yang sedang melakukan tapa brata mendapatkan wisik yang sama, yaitu upacara Baritan harus kembali dilaksanakan. Namun baritan kali ini, harus diadakan di sawah atau ladang yang selesai dipanen. Diatas sawah ladang tersebut didirikan terob dengan ditandai janur melengkung seperti layaknya orang mempunyai hajat mantu. Kemudian mengumpulkan seluruh petani didesa itu dengan membawa dadung/tali pengikat rajakaya, Lengkong (anyaman bambu berisi buceng), Gedang setangkep serta pulo Gimbal dan Pulo Gising. Setelah semuanya berkumpul, salah satu sesepuh menyampaikan maksud dan tujuannya mereka berkumpul disitu. Kemudian sesepuh yang lain memimpin do’a bersama yang isinya ucapan terima kasih karena sawah ladang mereka bisa panen, serta hewan ternak mereka kalis dari sambekala. Kemudian sesepuh yang dianggap paling mumpuni menghampiri dadung / tali pengikat rajakaya untuk diberi japa mantra sebelum dibawa pulang kembali oleh para petani. Setelah selesai, sesepuh tersebut berpesan kepada para petani, bahwa tali pengikat rajakaya yang telah diberi jampi-jampi tersebut harus disimpan diatas paga atau sebuah keranjang yang letaknya diatas tungku perapian. Jika rajakaya mereka sakit, tali yang disimpan diatas paga tadi boleh diambil lalu dibecem/dicelupkan diair beberapa saat dan airnya supaya diminumkan kepada hewan ternak mereka yang sakit. Insyaallah, hewan tersebut bisa sembuh seperti sedia kala. Kemudian setelah selesai prosesi upacara. Diadakan kembul bojana andrawina (pesta pora) dengan menanggap tayub. Ide gagasan tercetusnya Turangga Yaksa menurut cerita Mujiman berasal dari Sutiyono. Ketika itu tahun 1972, Sutiyono ingin melestarikan prosesi ritual baritan yang begitu sakral dalam wujud sebuah kesenian tradisi yang akrab dihati masyarakat. Namun melambangkan maksud dan tujuan dari prosesi baritan itu sendiri. Belum lagi gagasan itu terwujud secara sempurna mendadak Sutiono meninggal. Kemudian gagasannya dilajutkan oleh Puguh. Akhirnya tercetuslah sebuah kesenian tradisional berupa tarian sejenis jaranan berkepala raksasa yang disebut turangga yaksa. Sebagai koreografernya penata gerak tariannya waktu itu adalah sdr. Pamrih. Sedangkan penata gendingnya diserahkan kepada sdr. Muan. Sementara itu Puguh sendiri menyusun jalan ceritanya. Bertiga mereka berjuang keras untuk membuat sebuah karya seni yang mempunyai tata gerak yang amat enerjik. Ternyata kerja keras mereka membuahkan hasil yang kala itu menurut sdr. Pamrih tahun 1982 Turangga Yaksa digelar dalam sebuah pergelaran ala kampung untuk melengkapi ritual baritan yang pertama kali. Walaupun dalam gerak estetiknya masih diilhami dari kesenian tradisional jaranan, namun turangga Yaksa mempunyai tata gerak yang lain dibandingkan dengan jaranan sentherewe maupun jaranan Breng.

Gambar 1.2 Festival  Turangga Yaksa 2013
(Dok. Smaneska Trenggalek)
Dalam perjalanan sejarahnya, sekarang jaranan Turangga Yaksa telah menjadi kesenian tradisional khas Trenggalek yang patut dibanggakan, hal itu dibuktikan dengan dipatenkannya Tari Turangga Yaksa sebagai tari asli dari Kabupaten Trenggalek sejak tanggal 23 September 2012 di anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah. Perkembangan selanjutnya, tari Turangga Yaksa tidak sekedar sebagai bagian upacara adat, namun pemerintah Trenggalek juga turut melakukan pelestarian budaya asli daerah dengan menyelenggarakan Festival Turangga Yaksa yang juga untuk memperingati Hari Jadi Trenggalek.
Melalui website resmi Humas Kabupaten Trenggalek, Sekretaris Daerah setempat mengatakan bahwa upaya pelestarian dan pengembangan terus dilakukan, salah satu diantaranya dengan diadakannya lomba atau Festival Turangga Yaksa. Harapannya. Festival ini tidak hanya bergaung di tingkat lokal, tetapi mampu menjangkau tingkat Jawa Timur. Pembangunan di bidang seni budaya, dari tahun ke tahun telah diupayakan untuk peningkatan baik dari sisi materi seni budayanya, seniman maupun sarana penunjangnya, yang pada gilirannya mampu diangkat nilai lokal ini menjadi global, bukan sebaliknya. Jika demikian yang terjadi, maka peran seni budaya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Trenggalek baik dengan menjual hasil karya ekonomi kreatif berbasis seni budaya atau mengintregasi  dengan hasil produk bidang lain dapat diwujudkan.
Bagi masyarakat yang belum menyaksikan langsung pertunjukan Turangga Yaksa, tentu penasaran mengenai alur pertunjukan jaranan Turangga Yaksa. Berdasarkan sejarah Turangga Yaksa di atas, seni tari asli Trenggalek ini tidak sekedar pertunjukan atau bagian upacara adat. Skenario seni tari ini seperti drama kolosal, tidak terpisah-pisah.

Gambar 1.3 Drama dalam tari Turangga Yaksa
(Dok. Smaneska Trenggalek)

Dalam drama tari di Trenggalek tersebut, terdapat beberapa penari yang mengayun-ayunkan cemeti ke tanah. Sesaat debu mengepul ke udara, seiring semangat gerakan sang penari yang mengapit kuda berkepala raksasa, itulah Turangga Yaksa. Gerakan mereka meliuk-liuk, menunduk dan kemudian bersujud seakan-akan menghormati pada sang penguasa. Dalam diam bersujud, tiba-tiba muncul tokoh penari, memakai baju hitam dan mengapit celeng dan sesosok lagi muncul penari tinggi, besar dan menakutkan. Tokoh-tokoh tersebut adalah tokoh jahat yang mengganggu kedamaian umat manusia dan digambarkan dengan celeng (babi hutan) dan caplok’an (serupa barong). Akhirnya mereka bertarung di medan pertempuran. Para penari Turangga Yaksa menjadi ksatria yang ikut menumpas tokoh kejahatan tersebut. Pertempuran berlangsung sengit, gemercik tetabuhan mengiringi pertempuran para ksatria kerajaan.
Para tokoh kejahatan kalah, terkapar di medan perang. Pertempuran pun usai. Para ksatria bersuka ria. Mereka menari berputar-putar sambil terus menghentakkan kaki ke bumi. Seolah mengatakan, kebenaran di muka bumi menang dan telah mengalahkan kejahatan.
Begitulah singkat cerita dari pertunjukan tari jaranan Turangga Yaksa. Urutan penampilan di atas adalah versi konvensi yaitu para ksatria Turangga Yaksa muncul pertama, baru selanjutnya tokoh jahat yaitu barong dan celeng muncul dalam pertunjukan. Perkembangan selanjutnya, dalam pementasan terdapat kreativitas-kreativitas baru dalam pementasan jaranan Turangga Yaksa masa kini, variasi pertunjukan tidak selalu menampilkan Turangga Yaksa terlebih dahulu, namun menunjukkan rampak barong atau rampak celeng terlebih dahulu baru ksatria Turangga Yaksa. Meskipun terdapat beberapa variasi dari kreativitas seniman, cerita dalam pementasan drama kolosal tersebut tidak berubah.
Ciri dari tari Turangga Yaksa ini adalah gerak tari dan musik pengiringnya yang energik dan dinamis. Properti Tari Jaranan Turangga Yaksa juga memiliki ciri khas tersendiri yaitu, perpaduan antara kepala raksasa dengan badan kuda yang terbuat dari kulit kerbau, sehingga dijadikan salah satu identitas lokal Kabupaten Trenggalek, nilai ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Tari Jaranan Turangga Yaksa yaitu filosofi dari Tari Jaranan Turangga Yaksa. Nilai ketrampilan yang terkandung dalam Tari Jaranan Turangga Yaksa yaitu, pada saat bermain peran. Nilai estetika/keindahan, terdapat pada perpaduan antara tata rias dan busana yang dikenakan, ragam gerak, serta musik yang mengiringi, sehingga ditemukan nilai harmonisnya. Nilai moral yang terkandung dalam tari jaranan Turangga Yaksa yaitu seorang penari akan terbentuk watak halus, sopan santun, disiplin, dan tanggap situasi. Nilai religius, yaitu pada gerak sembahan yang berarti atau lambang berdo'a kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ranah pendidikan, pembelajaran Tari Jaranan Turangga Yaksa pada siswa tidak hanya dituntut untuk memperagakan gerak dalam tarian tersebut, tetapi siswa juga harus paham tentang gambaran nilai-nilai yang ada pada kesenian Tari Jaranan Turangga Yaksa itu sendiri. Dengan tujuan untuk mengembangkan interpretasinya dalam memperkuat daya ungkap, pemahaman tentang jati diri ataupun keberadaan hidup manusia serta hubungan dengan keberadaan dunia luar.
Sepanjang eksistensi jaranan Turangga Yaksa ini tidak hanya mencuri hati para penikmat seni daerah setempat, namun juga masyarakat di lua daerah (interlokal). Terbukti dengan dua tahun berturut-turut dipercaya oleh Dinas Pendidikan Provinis Jawa Timur untuk tampil di acara Pergelaran Seni Pertunjukan Padang Rembulan di Magetan dan Madiun. Selain itu, lewat grup Turangga Yaksa “Krido Budoyo SMANESKA” tanggal 19 Mei 2013 tampil memukau dalam mengikuti festival Majapahit Travel Fair 2013 oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim dan tanggal 7 Oktober 2013 lalu mendapat kehormatan sebagai bintang tamu untuk tampil di acara JATIM FAIR 2013 di Grand City, Surabaya.

Gambar 1.4 Penampilan di acara Pergelaran Seni Pertunjukan Padang Rembulan Tahun 2013 (Dok. Smaneska Trenggalek)

Gambar 1.5 Penampilan grup Turangga Yaksa “Kridho Budoyo SMANESKA” di Majapahit Travel fair 2013 (Dok. Smaneska Trenggalek)

(Admin/Zan) - #Lassvera

Sumber :
1) Tari Jaranan Turangga Yaksa Pertimbangan Tari Jaranan Turangga Yaksa Sebagai Identitas Lokal Kaitannya Dengan Penanaman Nilia-Nilai Pendidikan Pada Siswa SMA Negeri 1 Trenggalek.
2) Turangga Yaksa: Menghentak Nggalek
3) Fanpage : Turangga Yaksa

Selasa, 26 November 2013

Prestasi Trenggalek di Anugerah Wisata dan Penghargaan Seniman Jatim 2013



(26/11) Selamat, Kabupaten Trenggalek terpilih menjadi Kabupaten dengan Pemerintah Pemerhati Pariwisata Terbaik Jawa Timur 2013 di acara malam Anugrah Wisata dan penghargaan seniman Jawa Timur di hotel Mercure Grand Mirama Surabaya

Senin, 18 November 2013

Duta Wisata Kab. Trenggalek 2013

Duta Wisata Kabupaten Trenggalek tahun 2013
Kemarin (17/11), grand final pemilihan duta wisata Kab. Trenggalek tahun 2013 usai dihelat dengan terpilihnya Kakang Bagus dan Mbakyu Luhpatma sebagai pengemban gelar Duta Wisata tahun 2013 ini. Acara yang digelar di Hall Majapahit, Hayam Wuruk Trenggalek ini merupakan puncak acara usai diadakannya karantina selama 3 hari bagi 46 finalis Kakang Mbakyu.

Jumat, 15 November 2013

Hasil Penilaian Tes Talenta Oleh Kakang Dendit V Pemilihan Kakang Mbakyu Trenggalek 2013


"Tes Talenta Kakang Mbakyu Kabupaten Trenggalek 2013 telah dilaksanakan hari ini, sungguh  luar biasa karena talenta yang dimiliki oleh peserta sangat beragam dan unik, memiliki cita rasa Indonesia dan adat Mataraman. Hasil tes talenta kali sungguh diluar dugaan karena nilai sudah di atas rata rata, saya sangat bangga dengan peserta kali ini, peguasaan materi talenta, dan bermacam macam talenta yang dimiliki mampu ditampilkan dengan baik"




"Bagi yang fotonya belum ditampilkan, kalian jangan sedih ya? karena foto yang diambil ini berdasarkan best shoot camera, jadi yang di posting belum tentu nilainya sebaik yang belum di posting" :)




"Saya sangat menyukai transparansi penilaian, jadi menurut saya, percuma juga saya menilai jika tidak dipublikasi, karena haus akan penasaran atas penampilan pribadi merupakan hal yang tidak seharusnya dirasakan oleh peserta, apalagi talenta. "









"Hasil penilaian Tes Talenta ini tidak menjamin pemegang skor tertinggi akan mendapatkan pemenang Berbakat, Nilai yang akan disajikan merupakan nilai alternatif dan bisa dijadikan sebagai tolok ukur peserta dalam penilaian talenta, berbakat atau tidaknya peserta, penilaian tidak hanya dilakukan saat uji talenta"








"Bagi peserta yang ingin tahu hasil nilai Talentanya, bisa didapat dengan cara menjawab pertanyaan di bawah ini sebagai PASSWORD-nya,

1. "Kabupaten Trenggalek memiliki koleksi benda prasejarah, yang bisa disebut juga dengan Museum Lokal, Dimanakah letak museum itu berada?"

2. "Kantor DPRD Kabupaten Trenggalek, berlokasi di pusat Kota Trenggalek, tepatnya di utara aloon aloon. Di depan kantor ini, terdapat sebuah patung yang berdiri, yang selalu dilihat oleh pemakai jalan yang melewatiny, patung apakah yang berdiri di depan Kantor DPRD?"

formatnya: Ketik NAMA<spasi>NOMOR PESERTA<spasi>NOMOR HP PESERTA dan PIN BB(jika ada)<spasi>Jawaban 1 adalah<spasi>Jawaban 2 adalah

kirim ke 085646077204 / pin 24bf79e1 save di kontak kalian, atas nama Kakang Dendit Viegas LM.

Batas untuk mengetahui skor Talenta adalah besok Tanggal 16 Nopember 2013 pukul 13.00 WIB
n.b dilarang keras memberi tahu PASSWORD kepada peserta lain....

Semoga Sukses Kakang Mbakyu Kabupaten Trenggalek 2013 :)

warm regards
RAKA BERBAKAT JAWA TIMUR 2013 "


Jumat, 11 Oktober 2013

Pemilihan Duta Wisata Kabupaten Trenggalek 2013

Hallo warga Trenggalek, ada berita baru nih. Pemilihan Duta Wisata Kabupaten Trenggalek hadir lagi. Acara tahunan yang diikuti banyak pemuda/i Trenggalek ini akan dihelat mulai bulan Oktober hingga November, mulai dari pendaftaran, TM, karantina dan Grand Final.

Ada nuansa berbeda pemilihan tahun ini, yaitu Grand Final akan dilaksanakan di Pendapa. Apa sih tujuannya? Tujuannya, agar lebih dekat dengan masyarakat dan melibatkan seluruh masyarakat Trenggalek sebagai saksi penobatan Duta Wisata Kabupaten Trenggalek yang terpilih.

Bagi kamu yang berjiwa muda dan mau bergerak dalam bidang Pariwisata, ayo segera daftarkan diri kamu di Ajang Pemilihan Duta Wisata Kakang Mbakyu Kabupaten Trenggalek 2013.



Persyaratannya :

1. Putra-Putri usia 18-24 Th (sampai dengan Bulan Maret 2014)
2. Surat Keterangan Belum Menikah
3. Tinggi Badan Minimal Putra: 170cm, Putri : 165 cm proporsional
4. Berdomilisi/mempunyai KTP Kab. Trenggalek
5. Surat Ijin dari orang tua/lembaga pendidikan
6. Surat Keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter
7. Surat Keterangan bebas (pengguna, pengedar, produsen) Narkoba dari Kepolisian
8. Pas foto Ukuran 4 x 6 berwarna sebanyak 4 lembar
9. Pas foto close up dan photo seluruh badan baground putih masing-masing ukuran 4R 2 lembar
10. Memiliki talenta khusus (seni tari, MC, Vokal, Musik, Puisi, Drama)
11. Peserta wajib hadir saat pendaftaran.
12. Siap menjadi terkenal dan kontrak promosi Pariwisata Kabupaten Trenggalek.

Formulir pendaftaran dapat di ambil di Dinas Pariwisata Kabupaten Trenggalek...
Pendaftaran dibuka tanggal 10 Oktober - 8 November 2013.

Grand Final 17 Nopember 2013 di Pendapa Kabupaten Trenggalek.
Biaya pendaftaran Rp 50.000,- (dapat kaos, modul, dll)

LIKE fanpage kami : Paguyuban Kakang Mbakyu Trenggalek ^^

(Admin/Zan)

Senin, 02 September 2013

SEJARAH BERDIRINYA TRENGGALEK

Prasasti Kamulan


Sebelum ditemukan sumber yang bersifat tertulis maka daerah itu mengalami masa prasejarah. Sedangkan di Trenggalek jaman sejarah akan ditandai dengan adanya prasasti yang pertama kalinya muncul berbentuk Prasati Kampak atau dikenal dengan namanya Perdikan Kampak. Pada jaman Prasejarah, Trenggalek telah dihuni oleh manusia dengan bukti ditemu kannya benda-benda yang merupakan hasil jaman Nirloka. Dari hasil penelitian serta lokasi benda benda prasejarah tadi dapatlah direkontruksikan, perjalanan manusia-manusia pemula di daerah Trenggalek itu dalam beberapa jalur, yaitu :



1. Jalur Pertama, dari Pacitan menuju Panggul perjalanan diteruskan ke Dongko, dari Dongko menuju ke Pule kemudian menuju ke Karangan dari sini dengan menyusuri sungai Ngasinan menuju ke Durenan.Kemudian manusia – manusia Purba Trenggalek itu melanjutkan perjalanan ke wajak daerah Tulungagung.

2. Jalur Kedua, berangkat dari Pacitan ke Panggul menuju Dongko, melalui tanjakan ngerdani turun ke daerah Kampak laju ke Gandusari, dari sini perjalanan dilanjutkan ke Tulungagung.

3. Jalur Ketiga, berangkat dari Pacitan menuju Panggul menyusuri tepi Samudra Indonesia menuju Munjungan, di teruskan ke Prigi lalu Ke Wajak.

Demikian rekontruksi perjalanan manusia – manusia pra sejarah yang berlangsung bolak balik antara Pacitan dengan Wajak. Jalur-jalur perjalanan tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya artefak jaman batu besar seperti, menir, mortar, batu saji, batu dakon, palinggih batu, lumpang batu dan sebagainya. Yang kesemuanya benda benda tadi tersebar didaerah daerah bekas jalur jalur lalu lintas mereka itu. HR VAN HEEKEREN menyatakan bahwa homowajakensis (manusia purba wajak) hidup pada masa Plestosin atas, sedangkan peninggalan Pacitan berkisar antara 8.000 sampai 35.000 tahun yang lalu.Akibatnya masa megaliticum atau masa neoliticum itulah yang meliputi daerah Trenggalek purba. Satu hal yang perlu dicatat disini bahwa manusia – manusia Trenggalek pada waktu itu dapat direkontruksikan lebih tua jika dibandingkan manusia wajak dan lebih muda dibanding dengan manusia – manusia Sampung Ponorogo.

Mengingat masa itu masyarakat sudah mengenal pertanian, maka dari segi sosial, masyarakat tadi sudah mengenal struktur atau stratifikasi sosial walaupun dalam bentuk sangat sederhana. Sedangkan masalah perekonomian dan kebudayaan telah pula mereka kenal dan mereka anut serta dikerjakan oleh masyarakat pendukungnya. Berakhirnya masa prasejarah berarti mulainya masa sejarah dimana tulisan mulai dikenal pada saat itu. Untuk itu Perdikan Kampak merupakan tonggak sejarah Kabupaten Trenggalek yang tak dapat diabaikan. Lahirnya perdikan kampak ditandai dengan adanya prasasti kampak yang dibuat oleh Raja Sindok pada tahun 851 syaka atau 929 Masehi. Dari prasati itu dapat diketahui bahwa Trenggalek pada masa itu sudah memiliki daerah daerah yang mendapatkan hak otonomi atau swantara lebih jelas lagi diketengahkan bahwa Perdikan Kampak berbatasan dengan mahasamudera (Samudera Indonesia ) disebelah selatan yang pada waktu itu wilayahnya meliputi Panggul, Munjungan dan Prigi. Selanjutnya disinggung pula daerah Dawuhan yang sekarang daerah ini juga masih dapat dijumpai di Trenggalek. Setelah masa Mpu Sindok dengan melalui masa Raja Dharmawangsa lahirlah di Jawa Timur kerajaan Kahuripan yang diperintah oleh Raja Airlangga. Hanya sayangnya pada masa ini tidak banyak diketahui kesejarahannya, dikarenakan tidak ditemuinya data atau mungkin belum ditemukannya data tentang masa tersebut.

Namun tidak bisa disangkal bahwa wilayah Trenggalek termasuk dalam kawasan Kahuripan yang kemudian berkesinambungan menjadi wilayah kerajaan Kediri. Dari jaman Kediri hanya ada beberapa hal yang dapat dicatat, utamanya pada masa ini munculnya prasasti Kamulan yang terletak di Desa Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.

Bertolak dari prasasti Kamulan dapatlah diajukan suatu masa lahirnya Perdikan Kamulan. Di dalam prasasti Kamulan dicantumkan tahun pembuatannya yaitu tahun 1116 caka atau tahun 1194 masehi. Prasasti tadi dikeluarkan oleh Raja Sarweswara Trikramawataranindita Srngga

Lancana Dikwijayotunggadewa atau biasa dikenal dengan nama Kertajaya. Raja inilah yang berhasil mengusir musuh musuhnya dari daerah Katang – katang berkat bantuan rakyat Kamulan.

Berdasarkan atas prasasti inilah ditetapkan “Hari jadi Kabupaten Trenggalek pada hari” Rabu Kliwon “tanggal 31 bulan Agustus tahun 1194. Hari dan tanggal tersebut dijadikan hari jadi atau hari lahirnya Kabupaten Trenggalek berdasarkan data sejarah yang ditemui di Trenggalek, antara lain :
• Pertama : Prasejarah daerah Trenggalek menunjukkan bahwa daerah itu telah dihuni manusia, tetapi jaman ini bersifat masih nisbi sekali.
• Kedua : Prasasti Kampak tidak jelas hari dan tanggalnya kapan Prasati itu dilaksanakan isinya.
• Ketiga : Hanya Prasasti Kamulan yang memiliki informasi cukup lengkapsehingga mampulah prasastiKamulan dijadikan tonggak sejarah lahirnya Kabupaten Trenggalek secara analitis, historis, yuridis formalyang dapat dipertanggung jawabkan.
Masa Perdikan
Dalam masa perdikan ini dapat dikelompokkan dua liputan yakni :
a. Masa Perdikan Hindu.
b. Masa Perdikan Islam.

Pada masa perdikan Hindu ditemui puing – puing percandian di daerah Trenggalek serta beberapa benda – benda purbakala Hindu. Antara lain beberapa monogram seperti monogram 1330 caka atau 1408 Masehi yang terpahatkan dalam punggung arca wanita yang ditemukan di Dompyong. Arca Bhima yang ditemukan di Dukuh Ngreco desa Parakan dan kini dimuka Pendopo Kabupaten serta Arcadwarapala yang ditemukan dikaki Gunung Kambe Desa Watulimo. Penemuan tadi merupakan koleksi benda purba yang diidentifikasi pada jaman Majapahit akhir pembuatannya. Jadi jelas padamasa perdikan hindu ini Trenggalek mengalami masa Kediri sampai dengan Majapahit. Bukti lain yang memperkuat pendapat ini yaitu dengan ditemukannya ambang pintu candi dan sebuah yoni yang digali dari Desa Sukorame Kecamatan Gandusari. Disekitar pondok pesantren Hidayatul Tholab-pun banyak dijumpai puing puing percandian dan arca arca, antara lainnya dua buah kepala kala, arca ganesya dan balok – balok batu berkas percandian. Malahan dapat diperkirakan dengan jelas bahwa prasasti Kamulanpun dipendam didaerah ini. Setelah masa perdikan Hindu, datang dan berkembang Agama Islam yang menyebabkan banyak sekali perdikan perdikan Hindu yang langsung dijadikan Perdikan Islam. 

Sayang sekali mengenai jaman Islam awal ini di Trenggalek tidak ditemui informasi yang memadai. Meskipun demikian satu hal yang tak dapat dilupakan bahwa Menak Sopal perlu diangkat sebagai figur sejarah pemula penyebar Agama Islam di Trenggalek, yang banyak perhatiannya dalam bidang pertanian. Ternyata pada peninggalan kompleks makam Bagong yang sampai kini diyakini dan dipercayai masyarakat Trenggalek tentang pembuatan Dam Bagong oleh Menak Sopal, terdapat suatu bukti – bukti yang berupa makam Menak Sopal dan istrinya yang tergores pada nisannya sebuah candra sangkala. Candra Sangkala tadi berbunyi “Sirnaning Puspita Cinatur Wulan”, dengan arti sirna merupakan ungkapan dari makam, dan merupakan tempat orang meninggal maka bernilai 0 (nol). Sedangkan bunga bernilai 9 (sembilan) dan karena bunga ini berdaun mahkota empat menimbulkan kata cinatur yang nilainya 4 (empat), candra yang berarti bulan bernilai 1( satu), akibatnya angka tahun itu bila dibaca dari belakang ialah 1490 caka atau 1568 Masehi. Data tersebut mnunjukkan bahwa masuknya agama islam di Trenggalek sekitar abad XVI, pada waktu kerajaan pajang diperintah oleh Sultan Hadiwijaya. Bagaimana keadaan Trenggalek pada masa Perdikan Islam ini kurang dapat dipaparkan, seolah olah masa itu masih tertutup oleh tabir misteri yang perlu dikuakkan pada masa – masa yang akan datang.

Trenggalek awal lalu digabungkan

Sejarah Kabupaten Trenggalek memang unik, hal ini tercermin dalam periodisasinya yang pernah mengalami masa penggabungan. Periode Trenggalek awal yang mengetengahkan perkembangan dinamika Poleksosbud Trenggalek + 1830 M sampai 1932 yang dilanjutkan dengan masa Trenggalek digabungkan yang meliputi awal Proklamasi sampai Revolusi Fisik.

Trenggalek Awal
Yang dimaksud dengan Trenggalek awal ialah masa dimana patut dibedakan pemerintahan timbul tenggelam yang mengemudikan Kabupaten Trenggalek. Peristiwa sebelum 1830 yang menggoncangkan pulau jawa adalah peristiwa pembunuhan penduduk Cina di Batavia secara besar-besaran yang dilaksanakan oleh VOC pada tanggal 10 Oktober 1940 yang dikenal dengan nama perang Pacino atau geger Pacinan. Akibatnya Mas Garendi yang bergelar Sunan Kuning membantu penduduk cina dan mengadakan pemberontakan menyerang Kartasura pada 30 Juni 1742. Akibat dari pemberontakan ini Sultan Paku Buwana II terpaksa melarikan diri ke Ponorogo.

Dengan bantuan Bupati Mertodiningrat dari Ponorogo Sunan Paku Buwana II berhasil menumpas pemberontakan Mas Garendi mengakibatkan putra Bupati Mertodiningrat diangkat sebagai Bupati Trenggalek yang pertama pada tahun 1743. Bupati Trenggalek pertama inilah yang bernama Sumotruno.

Bupati Sumotruno digantikan oleh saudaranya sendiri Bupati Jayanegara yang merangkap penguasa tunggal di Sawo Ponorogo. Waktu perang Mangkubumen, penguasa Trenggalek adalah Ngabei Surengrana yang pada awalnya membantu Mas Said kemudian berganti haluan menggabungkan diri dan mengikuti jejak Sultan Hamengkubuwana I. Pada akhir peperangan Mangkubumen yang mencetuskan perjanjian Giyanti pada 13 Pebruari 1755 mengakibatkan Trenggalek dibagi menjadi dua bagian,

Bagian Timur termasuk wilayah Ngrawa dan bagian barat dan selatan termasuk Kabupaten Pacitan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya tugu perbatasan dari batu yang terdapat didesa gayam Kecamatan Panggul. Baru pada tahun 1830 setelah Perang Diponegaran selesai, daerah Trenggalek langsung menjadi milik Belanda. Susunan tata pemerintahan pada waktu itu tidak banyak diketahui hanya dapat diperkirakan kalau tidak terlampau jauh bedanya dengan daerah – daerah wilayah Kerajaan Mataram yang lain.

Pada tahun 1942 Bupati Trenggalek Raden Tumenggung Mangkunagoro meninggal dan digantikan oleh Raden Tumenggung Aryakusuma Adinoto yang sejak awalnya menjabat sebagai Bupati Besuki. Raden Tumenggung Aryakusuma Adinoto pada tahun 1943 dipindahkan ke berbek daerah Nganjuk, sehingga jabatan Bupati Trenggalek masa ini lowong. Untuk mengisi kekosongan ini diangkatlah Raden Ngabei Joyopuspo yang pada awalnya menjabat sebagai patih Trenggalek menjadi Bupati Trenggalek dengan Raden Tumenggung Pusponagoro. Tidak selang lama Raden Tumenggung Pusponagoro wafat, sebagai gantinya diangkatlah wedono Tulungagung, Raden Gondokusumo menantu Bupati Tulungagung sebagai Bupati Trenggalek dengan gelar Tumenggung Sumoadiningrat pada tahun 1845 M.

Trenggalek Digabungkan

Sejak tahun 1926 telah diadakan perubahan pemerintahan oleh pihak Belanda. Perubahan ini di Trenggalek dilaksanakan pada tahun 1935, sejak saat ini Trenggalek digabungkan, sebagian daerahnya dimasukkan Kabupaten Tulungagung dan sebagian lainnya dimasukkan Kabupaten Pacitan. Akibatnya hal ini sama dengan pada masa sebelum Kabupaten Trenggalek awal.

Penggabungan ini menyebabkan Trenggalek kurang mendapat perhatian. Dengan demikian keadaan Trenggalek tidak dapat dicatat. Trenggalek pada masa revolusi fisik ditandai dengan masuknya daerah ini kedalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Berita masuknya Trenggalekkedalam negara kesatuan Republik Indonesia meskipun secara tidak resmi telah terdengar secara lisan dan tersebar serta didengar oleh seluruh penduduk desa – desa Trenggalek.

Dalam masa ini Trenggalek juga mendapat perhatian dari pembesar pembesar negara antara lain :
Menteri Agama Kyai Haji Masjkur yang didampingi oleh Mr. Sunaryo sebagai sekjen Depag.Datang pula Menteri Dalam Negeri Drs. Susanto Tirtoprodjo,SH serta Menteri Negara dr, Sukiman Wiryosandjojo yang sampai didaerah Trenggalek dengan jalan kaki.

Panglima Besar Jendral Sudirmanpun pernah dua kali mengunjungi Trenggalek. Kunjungannya yang terakhir pada tanggal 24 januari 1949 menuju desa Nglongsor.

Sekitar Konferansi Meja Bundar yang membuahkan Pemerintah Republik Indonesia Serikat imbasnya terasa pula di Trenggalek. Hal ini dapat diketahui dengan adanya serah terima kekuasaan yang dilakukan Mukardi, R. Roestamadji dan Sukarlan dari pihak RI di Trenggalek dengan Mayor Cronn dan Karis Sumadi sebagai wakil pihak Belanda. Dengan demikian selesailah masa penggabungan di Trenggalek yang dipenuhi oleh peristiwa peristiwa duka dan lara. Namun berkat nama Tuhan Yang Maha Esa fajar telah menyingsing dan Trenggalek mengalami masa cemerlang serta masa pembangunan demi tercapainya Keagungan Bangsa dan Negara.

Trenggalek Wibawa

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menjunjung seluruh wilayah Indonesia menjadi wilayah yang merdeka dalam kesatuan dan persatuan dengan Negara Republik Indonesia. Secara formal Kabupaten Trenggalek timbul kembali berdasarkan SK. Presiden tahun 1950 Nomor 20 yang ditandai oleh Presiden saat sebagai Presiden RI yang termasuk dalam Negara Republik Indonesia Serikat.

Perjalanan roda sejarah tidak pernah henti akibatnya Trenggalekpun mengalami Pemerintahan Orde Lama dan Trenggalek wibawa dalam pembangunan. Dari Undang – Undang Nomor 20 tahun 1950 dapat diketahui bahwa Trenggalek dinyatakan sebagai Kabupaten yang terdiri dari Kawedanan Trenggalek, Kampak, Karangan dan Panggul. Pada awalnya Notosugito Patih Tulungagung diangkat sebagai Bupati Trenggalek.

Sesudah Notosugito Trenggalek diperintah Oleh R.Lantip sebagai acting Bupati di Trenggalek sejak tanggal 8 Agustus 1950 sampai 27 Desember 1950 yang pada saat itu sudah terbentuk DPRS, untuk pertama kalinya jabatan ketua dipegang oleh R. Oetomo. Semenjak tanggal 27 Desember 1950 Muprapto menduduki kursi Bupati Kabupaten Trenggalek yang berakhir pada tanggal 21 januari 1958. penggantinya R. Abdul Karimdiposastro memerintah sejak tanggal 1 Desember 1958 sampai dengan 1 Juni 1960.

Bupati R. Abdul Karimdiposastro didampingi oleh R. Supangatprawironoto selaku Kepala Daerah Trenggalek. Masa orde lama diakhiri dengan masa pemerintahan Bupati Budikuntjahjo yang diamankan oleh Negara karena tersangkut peristiwa G 30 S/PKI.

Demikianlah beberapa peristiwa yang dapat dicatat dalam masa Orde Lama.Antara tanggal 1 oktober 1945 sampai 31 januari 1967 Kabupaten Trenggalek diperintah oleh Bupati Hardjito yang merupakan perintis Orde Baru didaerah Trenggalek. Pada tahun 1967 Bupati Muladi menggantikan Bupati Hardjito, saying sekali Bupati Muladi hanya memerintah antara tanggal 1 pebruari 1967 sampai 1 oktober 1968.

Semenjak tahun 1967 Trenggalek dipimpin oleh Bupati Sutran yang gigih berusaha memotivitir penduduk Trenggalek agar lebih giat melipat gandakan produksi pertanian

Wasana Kata

Dalam mengikuti peristiwa perjalanan hidup manusia – manusia Trenggalek yang terkait dalam putaran roda sejarah Kabupaten Trenggalek maka kini sampailah pada wasana kata yang akan mengakhiri Kitab Petunjuk Singkat Sejarah Kabupaten Trenggalek ini. Dari hasil penelitian, penelusuran, pengolahan dan penyusunan Kabupaten Trenggalek dapatlah kini disimpulkan bahwa :

1. Trenggalek telah dihuni oleh manusia – manusia purba sebagai nenek moyang sejak jaman Prasejarah.
2. Jaman Prasejarah diakhiri pada tahun 851 caka atau 929 Masehi dengan diketemukannya Prasasti Kampak yang melahirkan Perdikan Kampak. Sebagai anugrah Simaparasima dari Raja Pu Sindok Isyana Tunggadewa sebagai hadiah pada masyarakat Trenggalek.
3. Perdikan Kampak disusul dengan timbul dan memantabnya Perdikan Kamulan yang lahir pada tanggal 31 Agustus 1194 dengan demikian secara yuridis formal Kabupaten Trenggalek lahir pada tanggal 31 Agustus 1194 hari Rabu Kliwon.
4. Keadaan geeografis Trenggalek memiliki beberapa keistimewaan yang tak dimiliki oleh daerah lain, sehingga meelahirkan goresan sejarah yang berbeda pula dengan daerah lain. Akibatnya daerah ini selalu menjadi “terugval basis”. Karena itu tepat sekali bila daerah ini bernama “TRNG GALE” yang kemudian karena perubahan gejala bahasa maka menjadi “TRENGGALEK”.
Dengan demikian patutlah bila terjilma cita cita Trenggalek Wibawa yang tak kenal mundur untuk terus membangun. Hal ini jelas terungkap dalam sirat dan suratan Lambang Trenggalek yang berbunyi : “JWALITA PRAJA KARANA”. Karena itu sebagai doa dan harapan yang mengakhiri Kitab Kecil ini tercetus sasanti : “Jaya Wijayagung Mandraguna Trenggalek Jayati”.

Sejarah Trenggalek dan Pemerintahannya.

Berdasar pada Kitab Babon Sejarah Trenggalek, Kabupaten Trenggalek telah dihuni manusia sejak ribuan tahun yang lalu, yaitu pada jaman pra-sejarah. Hal itu dapat dibuktikan dengan telah ditemukannya artifak-artifak jaman batu besar seperti: Menhir, Mortar, Batu Saji, Batu Dakon, Palinggih Batu, Lumpang Batu dan lain-lain. Benda-benda tersebut tersebar di daerah-daerah yang terpisah yang dimungkinkan di daerah tersebut adalah jalur perjalanan manusia Pemula. Berdasar data tersebut disimpulkan bahwa, perjalanan manusia Pemula berasal dari Pacitan menuju ke Wajak Tulungagung dengan melalui jalur:
• Dari Pacitan menuju Wajak melalui Panggul, Dongko, Pule, Karangan dan menyusuri sungai Ngasinan menuju Wajak Tulungagung.
• Dari Pacitan menuju Wajak melalui Ngerdani, Kampak, Gandusari dan menuju Wajak Tulungagung.
• Dari Pacitan menuju Wajak dengan menyusuri Pantai Selatan Panggul, Munjungan, Prigi, dan akhirnya menuju ke Wajak Tulungagung.
Menurut HR VAN KEERKEREN, Homo Wajakensis (manusia purba wajak) hidup pada masa plestosinatas, sedangkan peninggalan-peninggalan manusia purba Pacitan berkisar antara 8.000 hingga 23.000 tahun yang lalu. Sehingga, disimpulkan bahwa pada jaman itulah Kabupaten Trenggalek dihuni oleh manusia.

Walaupun banyak ditemukan peninggalan manusia purba, untuk menentukan kapan Kabupaten Trenggalek terbentuk belum cukup kuat karena artifak-artifak tersebut tidak ditemukan tulisan. Baru setelah ditemukannya prasasti Kamsyaka atau tahun 929 Masehi, dapat diketahui bahwa Trenggalek pada masa itu sudah memiliki daerah-daerah yang mendapat hak otonomi / swatantra, diantaranya Perdikan Kampak berbatasan dengan Samudra Indonesia di sebelah Selatan yang pada waktu itu wilayahnya meliputi Panggul, Munjungan dan Prigi. Disamping itu, disinggung pula daerah Dawuhan dimana saat ini daerah Dawuhan tersebut juga termasuk wilayah Kabupaten Trenggalek. Pada jaman itu tulisan juga sudah mulai dikenal.

Setelah ditemukannya Prasasti Kamulan yang dibuat oleh Raja Sri Sarweswara Triwikramataranindita Srengga Lancana Dikwijayatunggadewa atau lebih dikenal dengan sebutan Kertajaya (Raja Kediri) yang juga bertuliskan hari, tanggal, bulan, dan tahun pembuatannya, maka Panitia Penggali Sejarah menyimpulkan bahwa hari, tanggal, bulan, dan tahun pada prasasti tersebut adalah Hari Jadi Kabupaten Trenggalek.

Sejarah Singkat Pemerintahan

Seperti halnya daerah-daerah lain, di jaman itu Kabupaten Trenggalek juga pernah mengalami perubahan wilayah kerja. Beberapa catatan tentang perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
• Dengan adanya Perjanjian Gianti tahun 1755, Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Wilayah Kabupaten Trenggalek seperti didalam bentuknya yang sekarang ini, kecuali Panggul dan Munjungan, masuk ke dalam wilayah kekuasaan Bupati Ponorogo yang berada di bawah kekuasaan Kasunanan Surakarta. Sedangkan Panggul dan Munjungan masuk wilayah kekuasaan Bupati Pacitan yang berada di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta.
• Pada tahun 1812, dengan berkuasanya Inggris di Pulau Jawa (Periode Raffles 1812-1816) Pacitan (termasuk didalamnya Panggul dan Munjungan) berada di bawah kekuasaan Inggris dan pada tahun 1916 dengan berkuasanya lagi Belanda di Pulau Jawa, Pacitan diserahkan oleh Inggris kepada Belanda termasuk juga Panggul dan Munjungan.
• Pada tahun 1830 setelah selesainya perang Diponegoro, wilayah Kabupaten Trenggalek, tidak termasuk Panggul dan Munjungan, yang semula berada dalam wilayah kekuasaan Bupati ponorogo dan Kasunanan Surakarta masuk di bawah kekuasaan Belanda. Dan, pada jaman itulah Kabupaten Trenggalek termasuk Panggul dan Munjungan memperoleh bentuknya yang nyata sebagai wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten versi Pemerintah Hindia Belanda sampai disaat dihapuskannya pada tahun 1923.
Alasan atau pertimbangan dihapuskannya Kabupaten Trenggalek dari administrasi Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu secara pasti tidak dapat diketahui. Namun diperkirakan mungkin secara ekonomi Trenggalek tidak menguntungkan bagi kepentingan pemerintah kolonial Belanda.
Wilayahnya dipecah menjadi dua bagian, yakni wilayah kerja Pembantu Bupati di Panggul masuk Kabupaten Pacitan dan selebihnya wilayah Pembantu Bupati Trenggalek, Karangan dan Kampak masuk wilayah Kabupaten Tulungagung sampai dengan pertengahan tahun 1950.
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, Trenggalek menemukan bentuknya kembali sebagai suatu daerah Kabupaten di dalam Tata Administrasi Pemerintah Republik Indonesia.

Saat yang bersejarah itu tepatnya jatuh pada seorang Pimpinan Pemerintahan (acting Bupati) dan seterusnya berlangsung hingga sekarang. Seorang Bupati pada masa Pemerintahan Hindia Belanda yang terkenal sangat berwibawa dan arif bijaksana adalah MANGOEN NEGORO II yang terkenal dengan sebutan KANJENG JIMAT yang makamnya terletak di Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan.

Menurut bukti administrasi yang ada di Bagian Pemerintahan Kabupaten Trenggalek, nama-nama Bupati yang pernah menjabat di Kabupaten Trenggalek adalah:

• Jaman Trenggalek Awal
1. Sumotruno (menjabat tahun 1793)
2. Djojonagoro (menjabat tahun …)
3. Mangoen Dirono (menjabat tahun …)
4. Mangoen Negoro I (menjabat tahun 1830)
5. Mangoen Negoro II (menjabat tahun … – 1842)
6. Arjokusumo Adinoto (menjabat tahun 1842 – 1843)
7. Puspo Nagoro (menjabat tahun 1843 – 1845)
8. Sumodiningrat (menjabat tahun 1845 – 1850)
9. Mangoen Diredjo (menjabat tahun 1850 – 1894)
10. Widjojo Koesoemo (menjabat tahun 1894 – 1905)
11. Poerba Nagoro (menjabat tahun 1906 – 1932)

• Jaman Trenggalek Manunggal. Dengan manunggalnya kembali wilayah Pembantu Bupati di Panggul dengan wilayah Pembantu Bupati di Trenggalek, Karangan dan Kampak, maka pada jaman itu Trenggalek merupakan daerah Administrasi dalam arti mempunyai wilayah kekuasaan sendiri dan tidak bergabung dengan daerah Kabupaten lainnya. Adapun Bupati yang pernah menjabat pada masa itu hingga sekarang adalah:
1. Noto Soegito (menjabat tahun 1950)
2. R. Latif (menjabat tahun 1950)
3. Muprapto (menjabat tahun 1950 – 1958)
4. Abdul Karim Dipo Sastro (menjabat tahun 1958 – 1960)
5. Soetomo Boedi K. (menjabat tahun 1965)
6. Hardjito (menjabat tahun 1965 – 1967)
7. Muladi (menjabat tahun 1967 – 1968)
8. Soetran (menjabat tahun 1968 – 1974)
9. Much. Poernanto (menjabat tahun 1974 – 1975)
10. Soedarso (menjabat tahun 1975 – 1985)
11. Haroen Al Rasyid (menjabat tahun 1985 – 1990)
12. Drs. H. Slamet (menjabat tahun 1990 – 1995)
13. Drs. H. Ernomo (menjabat tahun 1995 – 2000)
14. Ir. Mulyadi WR (menjabat tahun 2000 – 2005)
15. Soeharto (menjabat tahun 2005 – 2010)
16. Ir. Mulyadi WR (menjabat tahun 2010 – sekarang)



Senin, 29 Juli 2013

Artikel Dr Stephen Carr Leon, "Mengapa Yahudi Pintar?"


Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana . Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California , terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?” Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?” Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan. Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”
ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel , penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.

Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California , dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!!!” katanya.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.


Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fa...kultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayang...kan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia . Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.

Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.


Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia ,” katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! ...Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia?
Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”

(zan)
 

Blogger news

Blogroll

About